LiputanBMR.com, BOLTIM – Tantangan yang dihadapi menyangkut program pembangunan kesehatan masyarakat masih sangat besar terutama dalam hal pengolahan limbah.
Dengan demikian upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) memaksimalkan layanan kesehatan di masyarakat ditekankan lewat program Hygiene dan Sanitasi.
Pada program tersebut, sebanyak 16 tenaga atau petugas sanitarian untuk seluruh Puskesmas Kabupaten setempat mendapat bimbingan tentang pengolahan limbah medis fasilitas pelayanan masyarakat (Fasyenkes) Boltim khususnya.
Oleh Dinkes Boltim, memfasilitasi para petugas sanitarian pada pertemuan pembahasan Sistem Monitoring dan Evaluasi (e-Monev) limbah Fasyenkes Puskesmas dan Promotor Kesehatan yang berlangsung di Goba Molunow, Mooat, Rabu (02/10).
Hal ini sebagaimana dikemukakan Kepala Dinkes Boltim, Eko Marsidi bahwa, kondisi pengolahan limbah medis belum mememenuhi persyaratan sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutunan (Permen LHK).
Menurtnya, adanya e-Monev program hygiene dan sanitasi pada pertemuan dengan petugas sanitasi puskesmas mampu ditangani dan diatasi.
“Sanitarian Puskesmas belum juga memahami tata cara pengisian laporan E-Monev. Karena itu untuk mendukung program Puskesmas. Puskesmas mengangkat tenaga promotor kesehatan untuk mendukung program dari dalam dan luar Puskesmas,” jelas Eko.
Tak hanya itu, E-Monev limbah fasyenkes Puskesmas diciptakan untuk memudahkan petugas sanitarian dan pengelola program sehingga data progres dilapangan dapat diupdate secara akurat.
“Data hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan untuk dilakukan advokasi lintas sektor. Untuk menuju pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan yang ada. Semogah pertemuan ini dapat memberikan dampak dan manfaat yang nyata sebagai kontribusi untuk mendukung Kabupaten Boltim sehatpaparnya menerangkan,” paparnya. (r)