Puluhan Masyakat Kota Padang Sidimpuan Hadiri Pengajian Tausiah Kebangsaan

TAPSEL, LIPUTANBMR.com – Pengajian diwarnai dengan Tausiah Kajian Kebangasaan di Masjid Al Ikhlas bersama puluhan masyarakat di Jalan Kemerdekaan Kota Padang Sidempuan mengikuti pengajian, Jumat (22/9/2023) sekira pukul 20.00 WIB.

Lebih lanjut, mengawali tausiah. Ustadz Asrul (Alumni Ponpes Mustafawiyah) menyebutkan bawah perlu kita ketahui bahwa radikalisme dibagi menjadi dua yaitu radikalisme sekuler dan radikalisme agama.

Radikalisme sekuler yaitu gerakan separatis yang bertujuan memisahkan diri, cara mendirikan negara yang merdeka, sedangkan radikalisme agama yaitu gerakan jihad untuk mendirikan negara, agama, daulah, atau khilafah.

“Alur gerakan terorisme dimulai dari takfir, thaghut, hijrah, jihad, isti’dad, hingga amaliyah yang berarti praktek realisasi dari apa yang telah dipelajari yang PPbisa berupa peledakan bom,” jelasnya.

Kemudian untuk membentengi Pemahamman-Pemahamman Radikalisme diperlukan kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi. Kualitas karakter yaitu dengan mempelajari nilai religius dan nasionalisme melalui pembelajaran agama yang baik tetapi tidak meninggalkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.

Sehingga bisa menjadi sosok agamis yang memiliki rasa nasionalis dengan mendorong nilai gotong royong, kemandirian, dan integritas.

“Karena biasanya kelompok Radikalisme yang berkedok pengajian Agama menganggap nasionalisme itu haram dan bertentangan dengan agama, dan untuk membentengi itu melalui literasi agama dapat dilakukan dengan mengetahui kelompok besar aliran yang ada,” sambungnya.

Lebih lanjut, dalam Menghadapi tahun politik ini, bahwa mereka kelompok radikal memvonis yang mengikuti sistem demokrasi dan ia ikut dalam pesta demokrasi, maka dia telah keluar dari Islam.

Kebencian terhadap sistem syirik dan para pelakunya serta kecintaannya terhadap Tauhid harus di tunjukkan.

Dan pancasila menurut kelompok radikal menyatakan pancasila adalah falsafah syirik, maka orang-orang yang sekedar ikut menyanyikan lagu Garuda Pancasila adalah telah keluar dari Islam, baik karena alasan basa-basi atau karena takut (kecuali dipaksa).

Meskipun dia itu benci dengan Pancasila dan para pendukungnya serta cinta kepada Tauhid dan kaum muwahhidin, karena dia mengikuti orang-orang musyrik dalam kemusyrikannya.

Selanjutnya ustadz Khairul Abdi membacakan firman Allah yang berbunyi: Sesungguhnya orang yang kembali ke belakang setelah jelasnya petunjuk bagi mereka.

“Maka Syaitan mempermudah mereka (untuk berbuat dosa) dan memperpanjang angan-angan,” jelasnya. **

Check Also

4 Oknum Wartawan Diduga Lakukan Pemerasan, PWI Tomohon Warning LPK-RI Terkait

Liputanbmr.com, SULUT – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tomohon, angkat bicara soal kasus pemerasan yang …